TEMPO.CO, Jakarta -SoftBank mengkonfirmasi bahwa perusahaan tidak akan berinvestasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Keputusan itu disampaikan pada Jumat, 11 Maret 2022.
Pada 2020 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengklaim SoftBank berminat menyuntik dana segar untuk pembangunan IKN mencapai US$ 100 miliar. Pemerintah bahkan telah menunjuk CEO Softbank Mayoshi Son sebagai Ketua Dewan Pengarah IKN.
"Dia (CEO Softbank Masayoshi Son) mendesak saya terus. Dia mau investasi sampai US$ 100 miliar. Bagi saya ini too good to be true," ujar Luhut pada awal Januari 2020 silam.
Menurut Luhut kala itu, nilai investasi yang ditawarkan Jepang tersebut terlalu besar. Ia mengatakan sejatinya nilai investasi US$ 25 miliar sudah cukup lantaran rancangan pemindahan ibu kota sudah berjalan.
Dihubungi melalui pesan pendek, Juru Bicara Kemenko Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi, belum menanggapi hengkangnya Softbank dari proyek ibu kota. Begitu juga dengan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, dan Juru Bicara IKN Sidik Pramono. Ketiganya belum memberikan respons atas pesan yang dikirim sejak Sabtu pagi, 12 Maret.
Wacana investasi IKN dari SoftBank mencuat saat Masayoshi Son menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Istana Merdeka pada 10 Januari 2020 lampau. Pertemuan keduanya membahas rencana Softbank berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur.
"Dengan proyek yang pemerintah Indonesia siapkan, kami rasa ada kesempatan menarik yang dapat kita diskusikan," kata Masayoshi pada Jokowi saat itu. SoftBank, kata Masayhosi, tertarik dengan pembangunan kota cerdas, kota hijau, teknologi terbaru, dan artificial intelligence.