Sementara itu, Heru Handayanto selaku Direktur Operasi Mandiri Sekuritas mengatakan kinerja bisnis perseroan yang kuat tersebut didukung oleh berhasilnya transaksi-transaksi baik advisory maupun pasar modal, yaitu enam IPO, enam rights issue, 41 obligasi rupiah, 11 obligasi global, dan 18 transaksi advisory/M&A pada 2021.
Berdasarkan League Table periode 2021 yang dikutip dari Bloomberg, Mandiri Sekuritas berada di posisi 1 untuk equity underwriting, posisi 2 untuk IDR Bonds Underwriting, posisi 2 untuk Equity Trading, posisi 3 untuk SUN Trading, dan posisi 4 untuk Global Bonds Underwriting.
Beberapa transaksi landmark, diantaranya IPO Bukalapak, yang terbesar di Indonesia sampai saat ini dan juga IPO unicorn pertama di Asia Tenggara, IPO Mitratel yang merupakan IPO BUMN terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan rights issue BRI yang merupakan transaksi equity terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, serta beberapa transaksi landmark M&A, seperti merger Pelabuhan Indonesia I-IV, dan restrukturisasi PTPN.
"Mandiri Sekuritas akan terus berfokus pada solusi investasi pasar modal bagi para klien atau nasabah kami dalam menjalankan komitmen pertumbuhan bisnis. Pengembangan teknologi digital yang mendukung kenyamanan nasabah individu dalam bertransaksi di pasar modal juga menjadi prioritas kami," ujar Oki.
Untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis yang lebih banyak memberikan manfaat bagi nasabah Indonesia, lanjut Heru, Mandiri Sekuritas juga akan terus memperkuat sinergi dengan Mandiri Group untuk memastikan para nasabah mendapatkan layanan perbankan dan investasi pasar modal yang sesuai kebutuhan bisnis yang berkelanjutan.
BACA: Mandiri Sekuritas Ungkap Sektor Ini yang Membuat IHSG 2022 Bisa Sentuh 7.400
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.