Indonesia mengekspor komoditas berupa kakao, kertas, lemak dan minyak hewan, hingga alas kaki ke Ukraina. Sedangkan impor barang dari Ukraina mayoritas berupa gandum. Adapun dari sisi Rusia, perang ini akan mempengaruhi stabilitas harga acuan minyak dunia.
Situasi itu, tutur Tauhid, terbukti dari meningkatnya harga acuan minyak. Dalam satu hari konflik saja, ia berujar, harga acuan dunia West Texas Intermediate (WTI) telah melonjak 7 persen.
"Yang sebelumnya US$ 95 per barel menjadi US$ 99 per barel. Sedangkan harga acuan Brent menembus US$ 105 per barel. Jadi dengan kenaikan harga minyak, otomatis pengaruhnya ke bea impor semakin mahal,” ucap Tauhid.
Dari berbagai imbas ekonomi tersebut, Tauhid mengatakan dalam jangka menengah perang Rusia dan Ukraina akan mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. “Efek dari semua itu pengaruhnya inflasi,” katanya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Rusia Invasi Ukraina, Bank Indonesia Klaim Sudah Antisipasi Risiko Geopolitik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.