Sedikit lebih beruntung, Ndai yang berjualan sembako di kawasan Plaza Bogor mengatakan hanya menjual minyak goreng curah lantaran belum adanya pasokan minyak goreng kemasan dari distributor. Ia mendapatkan minyak goreng Rp 14 ribu terakhir kali pada Senin lalu dengan merek Sania.
“Cuma lima dus. Sampai sekarang pun salesnya belum datang lagi,” katanya.
Oleh karena itu, ia hanya menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 20 per kilogram. “Kita jual segitu karena harga dari sananya udah tinggi,” kata Ndai.
Ia mengatakan alasan menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 20 ribu disebabkan adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan. “Kita harus bayar plastik untuk bungkus dan upah orang yang membungkus,” katanya.
Ndai yang turut menjual tahu dan tempe mengatakan bahwa dirinya akan berhenti menjual tahu dan tempe selama tiga hari ke depan lantaran harga kedelai yang mahal. “Pengiriman terakhir nanti malam,” katanya.
Tidak hanya pedagang, konsumen rumah tangga pun turut mengalami susahnya mendapatkan minyak goreng kemasan. Sarinah, 63 tahun, seorang ibu rumah tangga mengatakan tidak mendapatkan minyak goreng kemasan Rp 14 ribu sejak sebulan yang lalu. “Setiap datang ke Indomaret, kehabisan terus,” katanya.
Alhasil, Sarinah terpaksa membeli minyak goreng kemasan dua liter seharga Rp 32 ribu. Hal serupa juga dialami Endah, 35 tahun. “Daripada enggak ada, ya terpaksa beli yang Rp 32 ribu,” kata ibu rumah tangga ini.
Baca Juga: Menjelang Ramadan, Mendag Klaim Stok Bahan Pokok Termasuk Minyak Goreng Aman