TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore hari ini, Rabu, 12 Januari 2022, ditutup melemah 19 poin di level Rp 14.323 per dolar AS. Padahal sebelumnya kurs rupiah sempat menguat 15 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.303 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan salah satu pemicu melemahnya rupiah hari ini berasal dari faktor eksternal. Pasalnya, kata dia, investor mengalihkan fokus ke data inflasi Amerika Serikat untuk petunjuk kenaikan suku bunga setelah Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed Jerome Powell memberi sinyal bank sentral akan mengatasi inflasi.
Pada sidang Komite Perbankan Senat untuk masa jabatan kedua sebagai bos The Fed, Jerome Powell, mengatakan, pihaknya butuh beberapa bulan untuk memutuskan penurunan neraca US$ 9 triliun. Adapun Sidang Komite Perbankan Senat untuk calon wakil Ketua The Fed Lael Brainard akan berlangsung pada Kamis.
Pejabat The Fed, termasuk Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin, Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker, dan Presiden The Fed Chicago Charles Evans disebut akan berbicara pada waktu yang sama.
Selain itu, benchmark 10-tahun hasil Treasury AS turun lantaran investor telah melihat kenaikan suku bunga sebagai dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada Senin lalu, imbal hasil mencapai 1,808 persen dan menjadi yang tertinggi sejak 21 Januari 2020.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kurs rupiah berasa dari Asia Pasifik. Data Cina yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) berkontraksi sebesar 0,3 persen dari bulan ke bulan, sementara tumbuh 1,5 persen tahun ke tahun. Selain itu, indeks harga produsen (PPI) tumbuh sebesar 10,3 persen pada Desember.