TEMPO.CO, Jakarta -Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris mengklaim pembangunan airpot city di Bandara Internasional Kualanamu diminati oleh investor dari India, Korea, Malaysia, hingga Abu Dhabi. Investor telah menyampaikan keinginannya ikut mengembangkan kota di kawasan bandara dalam market sounding.
"Mereka (investor) sudah menyampaikannya ke kami. Kami sudah dibantu Kementerian Investasi untuk melakukan market sounding," ujar Haris saat ditemui di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Kamis, 30 Desember 2021.
Rencana pembangunan airport city merupakan bagian dari pengembangan Bandara Kualanamu selama 25 tahun mendatang. Haris menyebut total ada 182 investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang mengikuti market sounding.
Adapun airport city akan berdiri di lahan seluas 135 hektare di area komersial Bandara Kualanamu. Di dalam area itu, Angkasa Pura Aviasi berencana membangun taman, hotel, pusat retail, pusat golf, dan rumah sakit. Melalui airport city, perusahaan berkeinginan mengintegrasikan bandara dengan kawasan industri, bisnis, sampai hiburan.
Dalam rencana pengembangannya, Angkasa Pura Aviasi bakal mengadopsi bandara internasional yang sebelumnya telah menerapkan konsep serupa. Misalnya, Brisbane Airport, King Abdulaziz International Airport, Athens International Airport, Manchester Airport, Munich Airporth, Vienna International Airport, dan Zurich Airpot.
Dalam waktu dekat, Bandara Kualanamu akan membuka tender untuk pengembangan kota bandara tersebut. “Jadi nanti tender ini akan langsung dengan Angkasa Pura II dan mungkin kami akan dilibatkan menjadi anggota tim untuk proses seleksinya,” ujar Haris.
Bandara Kualanamu kini tengah dikembangkan menjadi hub internasional di Indonesia bagian barat untuk menyaingi Bandara Kuala Lumpur dan Changi International Airport. Pembangunan airport city diklaim merupakan bagian dari strategi menyaingi dua bandara di Malaysia dan Singapura itu.
Adapun untuk pengembangan sisi udara dan darat di kawasan dalam bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola Bandara Kualanamu telah menyerahkan pengelolaannnya kepada Angkasa Pura Aviasi dan GMR Airports Consortium asal India. GMR Airports Consortium beranggotakan GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis.
Dalam skema kerja samanya, Angkasa Pura Aviasi dan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo). Angkasa Pura Aviasi sebagai pemegang saham mayoritas akan menguasai 51 persen saham. Sedangkan GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham. Masing-masing pihak memiliki porsi kewajiban pengembangan bandara. Setelah masa konsesi 25 tahun, kewenangan pengelolaan itu akan dikembalikan ke Angkasa Pura II.
Baca Juga: Sepanjang 2021, Jumlah Investor Pasar Modal Naik 92,7 Persen Jadi 7,5 Juta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.