TEMPO.CO, Jakarta -Maskapai penerbangan Citilink Indonesia dan GMF AeroAsia mendapat teguran dari Kementerian Perhubungan karena pengoperasian 19 pesawat yang tengah bermasalah. Masalah tersebut ada pada rem yang muncul dalam audit GMF AeroAsia tertarikh 17 Desember.
Menyitir surat Kementerian Perhubungan, tertulis bahwa 19 pesawat A320 milik Citilink mengalami open HIL Brake. Ini menyebabkan adanya masalah pada rem atau brake occurances, seperti melting (meleleh), jammed (macet), rotor damage (kerusakan pada rotor), dan over temperature (kelebihan temperatur) dalam tiga bulan terakhir.
Pengamat penerbangan sekaligus Direktur AsiaAero Technology, Alvien Lie, mengatakan risiko dari persoalan yang disoroti oleh Kementerian Perhubungan cukup besar. Pesawat yang beroperasi dalam kondisi tertentu yang menyebabkan rem bermasalah akan mengalami problem saat pendaratan.
"Ketika pesawat itu menggunakan rem, terutama saat mendarat, rem jadi tidak stabil. Pesawat akan berpotensi zig-zag ke kanan dan kiri," tutur Alvin saat dihubungi pada Minggu, 26 Desember 2021.
Dengan kondisi seperti ini, pesawat akan berpotensi berhenti tidak sesuai dengan jarak yang telah ditetapkan. Bahkan, pesawat berisiko keluar jalur landasan.
"Ini risiko yang cukup serius," kata Alvin.
Alvin mengaku heran lantaran GMF sebagai perusahaan perawatan pesawat terbesar bisa melakukan kecerobohan. "Apakah karena kurang pengawasan atau karena unsur kecerobohan. Tapi kalau kecerobohan enggak mungkin segitu banyak. Atau mungkin masalah keuangan jadi kekurangan suku cadang," ujar Alvin.
Alvin menyebut perlu investigasi mendalam untuk mengetahui duduk masalah dari munculnya temuan dalam audit tersebut. Menurut dia, Kemenhub tak cukup hanya memberikan teguran.
"Ini harus dicari sumber masalah agar tidak terulang di masa mendatang. Kita cukup beruntung walau ada masalah tersebut, pesawat tidak sampai mengalami insiden serius," katanya.