Data ini dimuat dalam Laporan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/21. Menurut laporan tersebut, nilai belanja produk halal ini diproyeksi akan terus meningkat hingga tembus US$ 2,4 triliun pada 2024 atau tumbuh 3,1 persen Cumulative Annual Growth Rate (CAGR) dalam 5 tahun.
Ma'ruf pun tak mau Indonesia ketinggalan di pasar produk halal dunia ini. “Kita juga perlu untuk turut serta, fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan, berupa peningkatan kualitas dan produktivitas industri halal," kata dia.
Ia menyebut faktor yang mendukung Indonesia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah dunia perlu dioptimalkan. Pertama, kata dia, Indonesia merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia yaitu 229,6 juta berdasarkan data 2020.
Kedua, preferensi dan loyalitas masyarakat terhadap merek produk lokal yang cukup tinggi. Ketiga, Indonesia merupakan net exporter produk makanan halal dan fashion dengan total nilai ekspor masing-masing mencapai US$ 22,5 miliar US$ 10,5 miliar. Keempat, meningkatnya investasi di bidang ekonomi syariah.
Maka untuk mencapai target menjadi pusat ekonomi syariah dunia ini, Ma'ruf menyampaikan masih perlunya penguatan industri produk halal nasional. Antara lain lewat pembentukan Kawasan Industri Halal (KIH), pembentukan zona-zona halal, sampai sertifikasi halal.
Baca Juga: Varian Omicron Ditemukan di RI, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Masuk ke Daerah