TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada periode Oktober 2021 tumbuh. Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2021 tercatat 195,5, atau secara bulanan tumbuh 3,2 persen (mtm), meningkat dari pertumbuhan -1,5 persen (mtm) pada September 2021.
"Responden menyampaikan hal tersebut sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat seiring dengan pelonggaran kebijakan mobilitas, serta didukung oleh kelancaran distribusi dan masih berlangsungnya program potongan harga," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 10 Desember 2021.
Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas, dengan peningkatan tertinggi pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, suku cadang dan aksesori mobil, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Secara tahunan, kinerja penjualan eceran pada Oktober 2021 tumbuh 6,5 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar -2,2 persen (yoy).
Mayoritas kelompok mencatatkan perbaikan kinerja penjualan eceran, dengan peningkatan tertinggi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Adapun penjualan eceran pada periode November 2021 diperkirakan kembali tumbuh meningkat. Hal tersebut tercermin dari IPR November 2021 sebesar 199,7 atau secara tahunan tumbuh meningkat 10,1 persen (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh penjualan mayoritas kelompok, seperti Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman dan Tembakau.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh positif sebesar 2,2 persen (mtm), meskipun melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Sejumlah kelompok komoditas mengalami peningkatan penjualan eceran pada November 2021 yaitu Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya didorong oleh peningkatan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, penjualan eceran Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diprakirakan melambat, disebabkan terutama oleh keadaan cuaca yang kurang mendukung.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi menurun pada Januari 2022 dan meningkat pada April 2022. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2022 sebesar 125,5, lebih rendah dari 128,4 pada Desember 2021. Responden menyatakan penurunan harga didorong oleh kecukupan pasokan. Sementara itu, IEH April 2022 sebesar 134,3, lebih tinggi dari 128,3 pada Maret 2022 disebabkan meningkatnya permintaan pada Ramadan 1443 H.
HENDARTYO HANGGI
Baca: Berstatus PKPU Sementara, Garuda Pastikan Penerbangan Tetap Normal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.