Sebelum ada Sirkuit ini pendapatan warungnya dalam sehari itu Rp 150 ribu. Namun sejak mulai ramai atau WSBK ini digelar pendapatannya bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta.
"Sehari saat ini dapat berjualan Rp 1 juta, kadang Rp 500 ribu sebelum ada kegiatan. Itu semua dari penjualan kopi, soto dan gorengan dan makanan ringan lain," kata dia.
"Harga tentunya sesuai, yang penting ada untungnya. Kopi Rp 7 ribu dan soto Rp 15 ribu," katanya.
Hal yang sama dikatakan oleh Fitri, pemilik warung nasi di area luar Sirkuit Mandalika. Omzet penjualan warung nasi milik Fitri mulai meningkat sejak ada pembangunan Sirkuit Mandalika dan sejak beberapa pekan terakhir sejak digelar IATC dan WSBK ini.
"Allhamdulilah karena ramai, banyak yang beli," katanya.
Ia mengatakan, omzet penjualannya pada hari biasa sebelum ada ajang balapan ini Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu. Kemudian setelah mulai ada balapan omzetnya semakin naik, bahkan per hari bisa mendapatkan Rp 1,5, juta. "Harga nasi campur Rp 15 ribu-Rp 20 ribu," katanya.
Olah karena itu, ia berharap pemerintah terus melaksanakan berbagai kegiatan di KEK Mandalika khusus Sikuit Mandalika, supaya ekonomi masyarakat bisa meningkat. "Harapan kami banyak kegiatan yang digelar, supaya ramai," katanya.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, World Superbike di Sirkuit Mandalika itu akan membawa dampak bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19. "Ini akan menjadi awal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kemajuan pembangunan di Lombok Tengah khususnya serta kebangkitan pariwisata NTB," katanya.
ANTARA
Baca juga: Wika Gedung Rampungkan Pit Building Sirkuit Mandalika dalam 21 Hari, Tercepat