TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan asumsi biaya untuk mengurangi emisi CO2 dari 2020 sampai 2030 mencapai Rp 3.779 triliun. Dari hitungan tersebut, dibutuhkan Rp 343,6 triliun per tahun untuk mengurangi emisi CO2.
"Ini angkanya bukan angka main-main ternyata," kata Suahasil Nazara dalam diskusi virtual Selasa, 16 November 2021.
Kebutuhan biaya itu terbagi atas sektor kehutanan Rp 93,28 triliun, energi dan transportasi Rp 3.500 triliun, industri penggunaan produk (IPPU) Rp 920 miliar, limbah Rp 181,4 triliun, dan pertanian Rp 4,04 triliun.
"Sektor kehutanan memang kita lihat dalam juta ton emisi yang dikurangi besar, namun biaya yang diperlukan relatif kecil dibandingkan untuk energi dan transportasi," ujarnya.
Dia juga menuturkan posisi Indonesia dalam keseluruhan sustainability issues dalam tingkat dunia, memang sangat unik. Pertama Indonesia telah memberikan komitmen akan menurunkan emisi CO2.
Baca Juga:
"Kita akan mengurangi emisi CO2 di 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen kalau kita mendapatkan bantuan internasional," kata dia.
Jika angka 29 persen dipecah kepada beberapa sektor, sektor kehutanan yang paling besar harus menurunkan 497 juta ton emisi CO2, energi dan transportasi 314 juta ton, limbah 11 juta juga ton, pertanian 9 juta ton, dan IPPU 3 juta ton.
Sedangkan jika pengurangan emisi CO2 hingga 41 persen, terbagi atas kehutanan 692 juta ton, energi dan transportasi 446 juta ton, limbah 40 juta ton, pertanian 4 juta ton, dan IPPU 3,25 juta ton.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Jejak Karier Presdir Bank Aladin Syariah yang Juga Anak Menlu Retno Marsudi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.