Masyita Crystallin, staf khusus Sri Mulyani, menyebut mekanisme LTF ini harusnya berakhir 2020, tapi sampai saat ini malah berjalan tanpa ada pencapaian terukur. "Sehingga Indonesia COP26 harus menetapkan timeline, indikator, sistem monitoring, bentuk pembiayaan, dan milestone yang jelas," ujarnya.
Meski demikian masalah dana iklim US$ 100 miliar ini hanyalah satu dari sekian posisi Indonesia di dalam perubahan iklim di tingkat global. Masalah ini disampaikan Sri Mulyani di hadapan sejumlah anak muda yang hadir dalam Townhall Tempo.
Selain masalah dana ini, Sri Mulyani menyebut posisi Indonesia lainnya yaitu menyuarakan pentingnya transfer teknologi dari negara maju kepada negara berkembang untuk isu iklim. Selain itu, Indonesia juga akan memanfaatkan kepemimpinan di berbagai forum internasional untuk menyuarakan kepentingannya.
Mulai dari Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Perubahan Iklim, Presidensi G20 tahun 2022[, hingga chairmanship ASEAN 2023. "Untuk memajukan agenda sustainable finance global yang kondusif bagi a just and affordable transition," kata Sri Mulyani.
Baca: Penjelasan Dompet Digital OVO soal OVO Finance yang Dicabut Izinnya oleh OJK
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.