Kemudian pada Agustus 2021, harga reagen kembali turun menjadi Rp 113.636 per test. Saat ini, Bio Farma mulai melakukan peningkatan kapasitas produksi dengan mengoperasikan fasilitas ex fli burung untuk produksi reagen PCR.
Hingga pada Oktober 201, harga reagen menjadi Rp 90 ribu pada. Tapi semua ini baru biaya reagen dan masih ada biaya lain karena produk ini masih memerlukan rantai distribus dingin. Tapi saat ini, Honesti mencatat sedang ada pengajuan harga baru menjadi Rp 89.100 (termasuk PPN).
Adapun komponen terbesar dari reagen ini yaitu biaya produksi dan bahan baku yang mencapai 55 persen. Lalu sisanya yaitu biaya operasional 16 persen, biaya distribusi (termasuk margin distribusi) 14 persen, royalti 5 persen, dan margin Bio Farma 10 persen.
"Tapi menurut kami struktur cost ini mungkin akan sedikit berbeda, tergantung dari lab nya masing-masing, dan juga dari bisnis model yang dilakukan," kata dia.
Menurut Honesti, angka-angka di atas merupakan struktur harga yang ada di Lab Diagnostik yang ada di Bio Farma. "Mungkin nanti di Kimia Farma dan Indofarma yang mereka punya lab jauh lebih besar, mungkin akan memberikan gambaran sedikit berbeda," kata dia.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu telah mengumumkan harga tes PCR tertinggi di masyarakat. Untuk Jawa Bali Rp 275 ribu dan luar Jawa Bali Rp 300 ribu.
Baca Juga: Terkini Bisnis: Alasan Luhut Buka Peluang Wajib PCR hingga Rekor Baru Bitcoin
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.