TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi melempar wacana untuk melarang ekspor bijih tembaga atau tembaga mentah. Pernyataan itu ia sampaikan dalam kegiatan Forum Bisnis Indonesia- Persatuan Emirat Arab (PEA), Kamis, 4 November 2021 di Dubai.
“Kami akan terus melarang ekspor produk mineral mental. Setelah alumunium dan nikel, mungkin nanti tembaga. Ini agar investor membangun industri nilai tambah di Indonesia," ujar Jokowi seperti dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Investasi, Minggu, 7 November 2021.
Jokowi menyampaikan pemerintah Indonesia akan mendorong hilirisasi dan menghentikan proses ekspor produk mineral mentah ke pasar internasional. Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel atau nikel ore.
Rencana Jokowi agar Indonesia tak terus-menerus mengekspor bahan mentah telah disampaikan dalam beberapa kesempatan. Saat menghadiri peletakan batu pertama Pabrik Industri Baterai Kendaraan Listrik PT HKML Battery Indonesia di Karawang pada September lalu, Jokowi mengatakan Indonesia tidak hanya boleh menjadi pengekspor komoditas mentah, tapi juga harus mendorong industri pengolahannya.
Upaya ini dilakukan agar Indonesia bisa meningkatkan nilai tambah ekonominya. Sebagai pemilik cadangan sumber daya terbesar, Indonesia mampu menjadi produsen produk-produk jadi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor bijih tembaga Indonesia selama 2020 meningkat dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya. Pada 2020, ekspor nikel Indonesia mencapai 1,27 juta ton. Sedangkan pada 2019 hanya 676 ribu ton.
Ekspor bijih tembaga terbesar ialah ke Cina yang mencapai 372,9 ribu ton. Kemudian disusul Jepang dengan jumlah 336,7 ribu ton dan Korea Selatan 153,9 ribu ton.
Ekspor bijih tembaga tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada 2016. Kala itu, Indonesia mengekspor 1,9 juta ton bijih tembaga. Jepang menjadi negara pengimpor bijih tembaga paling besar dari Indonesia dengan total 689,6 ribu ton.
Baca Juga: Menjelang Pertemuan Jokowi-Erdogan, PUPR dan Menteri Turki Bikin Kesepakatan Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.