Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk melakukan realisasi investasi di Indonesia dan tidak hanya condong kepada satu negara.
Atas dasar itu, Menteri Investasi akan melakukan perjanjian dengan salah satu pengusaha dari Amerika.
"Sekarang kita lagi melakukan negosiasi akhir sampai dengan tengah malam, yang akan masuk di bidang hilirisasi. Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan kita umumkan besok nanti," ujar Bahlil.
Bahlil berharap, nilai 32,7 miliar dolar AS yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas 35 miliar dolar AS.
Sebelumnya, saat Presiden Jokowi bertemu dengan para investor di Glasgow di sela-sela KTT Pemimpin Dunia COP26, Indonesia juga mendapatkan komitmen investasi sebesar 9,2 miliar dolar AS sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang didapat di UEA jumlahnya mencapai 41,99 miliar dolar AS.
Selain di bidang investasi, dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Pangeran MBZ juga dibahas isu di bidang perdagangan. Kedua pemimpin sepakat agar perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau "Comprehensive Economic Partnership Agreement" (CEPA) antara kedua negara dapat segera diselesaikan.
"Perundingan sudah dilakukan beberapa kali dan Presiden (Jokowi) mengharapkan pada bulan Maret 2022 perundingan dapat diselesaikan," kata Retno.
Sebelumnya diberitakan bahwa Jokowi bertemu dengan Mohammed bin Zayed juga untuk membahas pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Karena Mohammed bin Zayed adalah satu satu penasehat pembangunan ibu kota negara.
Baca Juga: Jokowi Undang Pangeran Mohammed Bin Zayed ke KTT G20 di Indonesia