Oleh sebab itu, brand dapat menganalisa percakapan yang ada di Twitter untuk memperoleh insight menarik tentang apa yang orang pikirkan dan apa yang mereka anggap penting.
"Ini kesempatan bagi brand, karena insight dari percakapan di Twitter dapat membantu brand menjadi lebih relevan bagi audiens mereka di Twitter. Karena 47 persen pengguna Twitter pun menemukan produk-produk baru berdasarkan percakapan yang terjadi di Twitter," katanya.
Menurut Dwi, hal ini terutama untuk brand yang menyasar segmen premium, karena netizen Twitter terbilang affluent soal keuangan dan bisnis, sehingga memanfaatkan tren relevansi dengan percakapan para pengguna Twitter bisa membuat brand meraih posisi top-of-mind.
"Oleh sebab itu, brand dapat memanfaatkan percakapan tentang keuangan dan bisnis di Twitter lewat menjadikan Twitter tempat terbaik untuk menemukan brand atau produk-produk baru melalui rekomendasi dan penilaian orang lain," ujarnya.
Terutama, dalam membuat percakapan real-time berkaitan topik keuangan di Twitter, sehingga audiens bisa mengikuti tren industri keuangan terkini. Sebagai gantinya, brand dapat memanfaatkan fenomena ini untuk memperoleh insight ketika berniat meluncurkan produk atau kampanye baru yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan audiens.
BISNIS
Baca juga: Tepis Opsi Pailitkan Garuda, BUMN Berharap Restrukturisasi Utang Kuartal II 2022
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.