Setelah itu, Jokowi bertolak ke KTT COP26. Pertemuan ini mengumpulkan ratusan pemimpin dunia dan menjadi agenda penting untuk penetapan target dan komitmen pengurangan emisi.
Di sini, Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Finlandia berperan sebagai co-chair Koalisi Menkeu Dunia terkait iklim (2021-2023). Prastowo menyebut pertemuan ini pun sangat krusial.
"Karena menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama untuk mengevaluasi komitmen dan kemajuan yang telah dilakukan sejak disetujuinya Paris Agreement," kata dia.
Menurut Prastowo, Indonesia pun kembali menyampaikan komitmen menjadi salah satu negara berkembang pertama yang menyampaikan target nasionalnya. Target ini yaitu penurunan emisi sebanyak 26 persen hingga 41 persen pada 2030, melalui Perpres 98 Tahun 2021.
Setelah serangkaian acara ini, Indonesia menjadi presidensi G20 pada 2021-2022. Maka nantinya, kata Prastowo, presidensi Indonesia di G20 ini bisa mendorong agenda dan isu penting untuk perubahan kebijakan global.
Baik itu isu yang diangkat Indonesia di KTT COP26 maupun KTTG20. "Saatnya kita berpikir strategis dan bersatu mengadvokasi banyak hal penting," kata dia.