TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo mengatakan pada tiap krisis, pemerintah membuat kebijakan dan langkah extraordinary.
Hal itu menjelaskan perkataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang membicarakan pengalaman Indonesia menghadapi tiga krisis ekonomi, yaitu 1998, 2008-2009, dan saat ini.
"Bu Sri Mulyani punya pengalaman di 3 krisis tersebut, sebagai akademisi/pengamat ekonomi dan Menteri Keuangan. Itu yang dibagikan ke publik agar kita memetik pelajaran," kata Yustinus dalam akun twitternya, Kamis, 28 Oktober 2021.
Konsekuensinya beban APBN akan meningkat karena pembiayaan atau utang bertambah. Tapi pemerintah, kata dia, juga membuktikan mampu menangani krisis itu dengan baik.
Hal itu sekaligus merespons ihwal judul berita yang tidak tepat soal pernyataan Menteri Keuangan di salah satu acara. Saat itu Sri Mulyani bicara tentang pengalaman Indonesia menghadapi tiga krisis.
Yustinus menuturkan pernyataan Sri Mulyani soal tiga krisis tersebut tidak untuk menyudutkan pemerintahan periode sebelum Jokowi. "Sama sekali tidak ada ucapan menyalahkan masa lalu," ujarnya.
HENDARTYO HANGGI
BACA: Sri Mulyani Ungkap Dua Risiko Bayangi Pemulihan Ekonomi Global