Ia juga berpesan proses penambangan agar bisa dilakukan secara terukur, terkendali dan dijamin pengelolaannya pasca-penambangan. "Industri kehutanan, perkebunan juga bisa kita lakukan, tapi dilakukan dengan menjamin keberlanjutan dan menjaga kekayaan hayati kita."
Tidak cukup dengan menjamin nilai tambah, Jokowi menyatakan, untuk menjaga kepentingan nasional, pemerintah telah mengambilalih beberapa perusahaan asing. "Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih, Freeport misalnya sudah 54 tahun dikelola Freeport McMoRan, 2 tahun lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya, dari 9 persen menjadi mayoritas 51 persen," ucapnya.
Berikutnya, kepemilikan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang sudah 43 tahun dikelola oleh Total dari Prancis diambil alih dan saat ini dikelola Pertamina. "Yang terakhir Blok Rokan yang sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron juga sudah 100 persen (dimiliki Pemerintah) dan kita berikan ke Pertamina," tutur Jokowi.
Selain memberi nilai tambah dan pengambilalihan perusahaan asing, hal penting lain adalah hilirisasi industri. "Benar-benar tidak bisa lagi kita ekspor raw material yang tidak memiliki nilai tambah. Kita dapat uang dari situ iya, kita dapat income dari situ iya, tapi nilai tambahnya itu yang kita inginkan," ucapnya.
Kebutuhan pelaku usaha untuk bisa menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi yang mengombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan teknologi dan melestarikan ini yang menurut Jokowi sudah menjadi keharusan.
ANTARA
Baca: Ngabalin hingga Purnawirawan Polisi Ditetapkan jadi Komisaris Subholding Pelindo