Sementara, ke Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Faisal meminta adanya audit tenaga kerja di perusahaan-perusahaan penerima manfaat tax holiday. "Selesaikan semua (masalah kalau ada audit menyeluruh). Ya, tetapi, anda tahu sendiri lah di belakang ini semua kan yang paling sering membela siapa, kan Pak Luhut Panjaitan," ujarnya.
Faisal menyebutkan Luhut punya pengaruh yang luar biasa besar dalam hal bisnis, sehingga banyak orang mengibaratkannya sebagai perdana menteri. Bahkan, jika masalah apapun yang terjadi, Luhut yang akan menjadi juru bicara.
"Saya rasa perusahaan Cina enggak perlu bicara, juru bicaranya cukup Luhut Pandjaitan, atau juru bicaranya Luhut Pandjaitan," ujar Faisal Basri.
Ia menegaskan penilaian terhadap Luhut bukan berdasarkan sentimen pribadi. Faisal Basri mengaku sudah hadir beberapa kali dalam rapat bersama Luhut terkait pandemi Covid-19.
Hal itu pula, kata Faisal Basri, yang menunjukkan bahwa dirinya bersedia terlibat dalam dialog. "Sekali kepentingan negara, kepentingan rakyat banyak itu diusik, saya akan bicara, siapapun itu. Pak Jokowi sekalipun, saya akan bicara. Tinggal kita membangkitkan kesadaran kolektif (soal masalah pertambangan serta dampaknya terhadap perekonomian dan rakyat)."
Luhut sebelumnya beberapa kali sering menyatakan agar semua pihak tak asal menuduhnya selalu membela investor asing. Ia juga membantah tuduhan ketika disebut pro investor Cina, karena sebetulnya, pemerintah Indonesia terbuka terhadap investor dari negara manapun yang datang membawa uang.
"Jangan kami dituduh Cina, siapa yang datang dan memenuhi syarat, silakan," kata Luhut dalam Rapat Kerja Kementerian Perhubungan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019 lalu.
BISNIS | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Alasan Bos BCA Pecah Saham jadi Rp 7.000-an: Sasar Investor Pemula