Strategi ketiga, menitikberatkan pada kerja sama atau kemitraan strategis dengan investor luar. “Ini yang kami kembangkan dengan keberadaan OVO, yang pada awalnya memang kami bangun untuk pembayaran digital, saat itu Grab mau ikut bekerja sama,” ucapnya.
Keempat, Lippo mengawinkan kepentingan portofolio digital ataupun kemitraan digital dengan lini bisnis konvensional yang telah dimiliki. “Strategi ini memperkuat ekosistem digital, biar bagaimanapun tetap butuh jaringan bisnis secara fisik,” kata John.
Lippo tercatat telah banyak berinvestasi di perusahaan digital, dan yang teranyar adalah Gojek dan Tokopedia (GoTo). Investasi yang dilakukan Venturra Capital tidak saja terhadap perusahaan di dalam negeri, kiprah investasi digital Lippo juga merambah ke mancanegara.
Salah satu perusahaan rintisan teknologi yang ikut disokong Lippo adalah Prenetics yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan yang berdiri sejak 2007 tersebut bergerak di bidang laboratorium kesehatan dan beroperasi di 10 negara itu kini memiliki nilai perusahaan sebesar US$ 1,25 miliar, dan tengah bersiap menjadi perusahaan publik. Prenetics saat ini bersiap melakukan merger dengan Artisan Acquisition Corp yang terdaftar di AS dan melanjutkan langkah IPO.
Perusahaan gabungan dengan nilai valuasi mencapai US$ 1,7 miliar itu digadang-gadang bisa berdagang di Nasdaq di bawah simbol PRE. Aksi korporasi itu juga yang memperlihatkan cara pandang investasi digital ala Lippo yang dikelola John Riady.
BISNIS
Baca: OVO Tanggapi Rencana Grab Beli Sahamnya dari Tokopedia dan Grup Lippo