TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat hingga 24 September 2021 ini sebanyak 322.834 merchant di daerah setempat sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Pesatnya jumlah merchant di Bali yang menggunakan QRIS ini sejalan dengan pergeseran pola perilaku preferensi masyarakat di masa pandemi Covid-19 yang mengedepankan faktor keamanan dan kesehatan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu, 29 September 2021.
Jumlah merchant tersebut tumbuh sebesar 85 persen dibandingkan dengan data awal tahun 2021. Dengan 322.834 merchant itu, pencapaiannya sekitar 89 persen dari yang ditargetkan sebanyak 363.100 merchant hingga akhir 2021.
Bali juga masuk dalam peringkat ketujuh, dari daftar 10 besar provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbanyak secara nasional.
Trisno mengemukakan, mayoritas merchant QRIS di Bali masuk kategori usaha mikro dengan pangsa 52,1 persen dan umumnya berada di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Selanjutnya usaha kecil sebesar 30,8 persen, usaha menengah 11,9 persen, usaha besar 4,9 persen dan lainnya 0,3 persen.
Bank Indonesia telah menyasar berbagai sektor di Bali untuk mengenalkan dan mengedukasi penggunaan QRIS seperti kalangan pariwisata, UMKM, rumah sakit, pasar tradisional, atlet hingga jajaran TNI-Polri.
Kegiatan sosialisasi QRIS bertajuk "Belanja sehat dan Belanja Kekinian" juga telah dilaksanakan pada Selasa, 28 September 2021, untuk di lingkungan TNI, tepatnya di Korem 163/Wirasatya. Kegiatan edukasi tersebut diselenggarakan bersamaan dengan peresmian Lapangan Tembak Korem Wirasatya dan Peresmian Soedirman Shooting Club (SSC).