Tak hanya saham manajer aset kripto, perusahaan fintech dan konstruksi yang terkait dengan aset kripto juga jeblok. Emiten OKG Technology Holdings Ltd, misalnya, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Xu Mingxing pendiri tempat pertukaran (bursa) kripto OK Coin, anjlok lebih dari 20 persen.
Meski begitu, harga mata uang kripto menguat pada hari ini. Rebound usai tindakan keras Cina itu terjadi karena para spekulan memborong aset kripto saat harga jatuh.
Harga Bitcoin sebagai contoh naik sekitar 2,4 persen di perdagangan Asia menjadi diperdagangkan di US$ 44.250 atau sekitar Rp 630,9 juta (asumsi kurs Rp 14.259 per dolar AS). Padahal sebelumnya aset kripto yang paling banyak dimiliki investor saat ini telah terperosok hingga kurang dari US$ 41.000 pada Jumat pekan lalu.
Adapun pada pertengahan April lalu, Bitcoin sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 64.804,7 atau sekitar Rp 926 juta. Saat ini kapitalisasi pasar Bitcoin di seluruh dunis mencapai US$ 829,9 miliar.
Selain Bitcoin, penguatan juga dialami oleh Ethereum yang harganya naik 3 persen menjadi US$ 3.163 atau sekitar Rp 45,1 juta. Hal serupa terjadi pada Binance Coin yang naik menjadi US$ 353,18, Solana naik menjadi US$ 139,37, dan Dogecoin naik menjadi US$ 0,2077.
ANTARA | REUTERS
Baca: Pelanggan Indihome Dapat Kompensasi Setelah Gangguan, Ini Cara Mengaktifkannya