TEMPO.CO, Jakarta - Presiden PKS Ahmad Syaikhu meminta pemerintah untuk melindungi petani dari importir yang bergentayangan. Penyataan Syaikhu menanggapi keluhan para petani garam dan cabai di Pamekasan, Jawa Timur, mengenai harga garam dan cabai yang terus anjlok.
"Importir-importir garam ini terus bergentayangan, petani tidak bisa berjuang sendiri. Insya Allah PKS akan terus mengawal hal ini," ujar Syaikhu dalam keterangan tertulis, Sabtu, 25 September 2021.
Syaikhu mengingatkan agar jangan sampai pemerintah justru membantu orang-orang yang sudah kaya dan melupakan petani yang sedang berjuang hidup. Menurut dia, anjloknya harga garam disebabkan oleh gempuran produk impor dengan harga yang lebih murah dan berkualitas lebih baik.
"Pemerintah menganggap kualitas garam lokal kurang memenuhi standar. Jika demikian seharusnya pemerintah melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas garam, bukan malah membuka kran impor sebanyak-banyaknya," ujarnya.
Rosyidi, petani garam Desa Konang Pamekasan, menyampaikan harga garam per kilonya terus menerus anjlok. "Tahun 2017 harga garam perkilonya Rp 3.000, sekarang anjlok jadi Rp 500. Bagaimana kami sejahtera jika demikian kondisinya, yang ada kami menderita," kata dia.
Belum lagi kerugian akan bertambah ketika hujan turun. Tak hanya itu, karena jalan yang rusak, mobil yang mengangkut garam pernah jatuh ke sungai.
Atas aspirasi tersebut, Syaikhu berjanji akan memperjuangkan nasib petani garam dan cabai melalui anggota DPR maupun anggota DPRD, baik di provinsi dan kabupaten/kota. Juga melalui kepala daerah dari PKS atau yang diusung PKS.
"Terutama untuk yang ada di DPRD karena bisa berjuang melalui perda," kata dia.
Baca Juga: 5 Trik Agar Buah Tidak Berubah Warna dan Tekstur setelah Dipotong