“A330-200-nya disewa dari Air Lease, Aircastle, Avolon, Carlyle Aviation Partners, CMIG Leasing, DAE Capital, dan TrueAero yang masing-masing mengelola satu pesawat. Sementara itu, Garuda ingin mempertahankan delapan dari A330-300-nya, tetapi menyingkirkan sepuluh sisanya,” tercantum dalam dokumen yang diberitakan oleh flightglobal dan dikutip Selasa.
Maskapai yang identik dengan warna biru tersebut juga mengelola sendiri enam A330-300-nya, dan sisanya disewa, termasuk tiga dari Avolon, dua dari Bocomm Leasing, satu dari Jackson Square Aviation, empat dari ORIX Aviation, dan satu dari TrueAero.
Sementara itu, untuk pesawat berbadan lebar generasi baru, Garuda berencana mempertahankan lima A330-900/800, sambil menegosiasikan ulang atau membatalkan pesanan untuk 13 unit.
Selanjutnya, untuk tipe narrow body, Garuda ingin mempertahankan 56 unit A320/A320 Neo untuk dioperasikan oleh Citilink, sekaligus membatalkan atau menegosiasikan kembali 25 pesanannya untuk A320neo.
Semua unit A320 yang saat ini ada merupakan hasil sewa. Mengenai tipe narrow body Boeing, Garuda ingin mempertahankan 53 737-800 dan menghapus 17 sisanya. Semua tipe pesawat 737 ini berstatus sewa. Bahkan GIAA juga berharap untuk menghapus satu-satunya Max dari daftar pesawatnya yang dikelola oleh Bocomm Leasing, sambil menegosiasikan ulang atau membatalkan pesanan untuk 49 sisanya.
Berkenaan dengan tipe Boeing narrow body yang lebih tua, perseroan berencana menyingkirkan semuanya kecuali satu pesawat dari 737-300/500. Garuda mempertahankan satu pesawat itu untuk dioperasikan oleh Citilink.
Di antara jet regional dan turboprop, Garuda berencana menghapus semua 18 CRJ1000 dari pesawatnya. Saat ini, Garuda mengelola sebanyak enam pesawat dan sisanya disewa dari Nordic Aviation Capital.
Di sisi lain, Garuda juga disebut akan mempertahankan sebanyak 11 ATR 72-600 untuk dioperasikan oleh Citilink. Ini berarti juga menghapus delapan ATR dan membatalkan atau menegosiasikan ulang pesanan untuk lima unit ATR. Semua ATR-nya disewa dari NAC. Akan tetapi, tentunya seluruh rencana tersebut masih akan bergantung kepada hasil negosiasi dengan lessor.
Baca juga: Garuda Kalah di Arbitrase London, Sekarga: Ini Bagian dari Beban Masa Lalu