TEMPO.CO, Jakarta -Adopsi perdagangan melalui sistem elektronik atau dagang-el oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM bertambah seiring dengan berlanjutnya pandemi Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menjelaskan selama 1,5 tahun pandemi, jumlah UMKM yang telah mengadopsi perdagangan elektronik mencapai 15 juta unit, dari sekitar 8 juta unit sebelum pandemi. Dia mengatakan bahwa sebagian besar UMKM yang mulai masuk ke ekosistem dagang-el berbasis di Pulau Jawa.
“Kontribusinya sekitar 75 sampai 80 persen di Pulau Jawa. Namun, bukan berarti yang sisa 25 persen di luar Jawa tidak tumbuh pesat,” kata Ikhsan, Rabu, 1 September 2021.
Ikhsan menjelaskan pertumbuhan aktivitas dagang-el oleh UMKM di luar Jawa cukup pesat sebagai dampak dari membaiknya infrastruktur logistik. Jangkauan internet yang membaik, lanjutnya, juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan.
“Kalau per Agustus 2020, pertumbuhan di luar Jawa dipimpin oleh aktivitas dagang-el di Palembang, Medan, dan Bali. Sekarang di wilayah Sulawesi Selatan juga tumbuh,” lanjutnya.
Ikhsan melihat prospek pertumbuhan dagang-el oleh UMKM di luar Jawa masih baik, didukung oleh berubahnya pola belanja masyarakat selama pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui perkembangan ekonomi digital masih terpusat di Pulau Jawa, terutama di DKI Jakarta. Hal ini tak lepas dari keberadaan ekosistem pendukung yang telah mumpuni di Ibu Kota.
“Di Jawa, khususnya di DKI Jakarta memimpin dari segi kesiapan dan memperlihatkan iklim dan ekosistem digital yang masih terpusat di Ibu Kota.
Pemerintah masih perlu meningkatkan iklim ekosistem digital di sejumlah provinsi di Indonesia dan mengembangkan infrastruktur teknologi dan informasi yang merata di seluruh Indonesia,” kata Lutfi dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI pekan lalu.
Baca Juga: Bank Indonesia Bikin Beleid Baru Permudah Bank Berpartisipasi Biayai UMKM