2. Kisah Lo Kheng Hong Emoh Cut Loss Saham BUMI saat Jeblok: Ada Mukjizat
Lo Kheng Hong membeberkan dua alasan utama mengapa bertahan di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sempat anjlok hingga level terendah pada tahun 2015 silam. Saat itu harga saham BUMI ambles ke Rp 50 per lembar saham dari sebelumnya sempat meroket hingga Rp 8.750 per lembar.
Investor kawakan tersebut pernah menggenggam 1 miliar saham BUMI atau pada saat itu setara dengan 2,7 persen. Ketika harga saham perusahaan itu jeblok akibat lonjakan utang dan terimbas krisis subprime mortgage AS yang menjalar ke Indonesia, Lo Kheng Hong bergeming.
Pak Lo, begitu ia akrab disapa, berkukuh tidak melepas saham BUMI atau cut loss. Ia bersabar hingga akhirnya melepas saham produsen tambang ini di harga Rp 500 pada tahun 2017 silam.
Simak lebih jauh tentang Lo Kheng Hong di sini.
3. Kepala Bappenas: Tak Mungkin Bangun Ibu Kota Negara Sulapan dalam 2, 3, 4 Tahun
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan perkembangan terbaru soal pembangunan ibu kota negara ke anggota Komisi XI DPR pada hari ini. Hal tersebut menjawab pertanyaan anggota dewan yang disampaikan sebelumnya.
Di awal pernyataannya, Suharso ingin meluruskan bahwa pembangunan ibu kota tidak bisa dilakukan dalam waktu pendek. "Kita tidak mungkin bisa membangun ibu kota negara sulapan dalam 2, 3, 4 tahun. Dalam masterplan Bappenas diperkirakan 15 sampai 20 tahun," ujarnya dalam rapat kerja anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR dengan Kepala Bappenas yang ditayangkan streaming di YouTube, Rabu, 1 September 2021.
Jadi, kata Suharso, sebenarnya perencanaan pengerjaan ibu kota negara butuh waktu 15 tahun hingga 20 tahun. "Tinggal dibagi-bagi segmentasinya, dimulai kapan," tuturnya.
Simak lebih jauh tentang ibu kota negara di sini.