"Karena cashflow PLN tidak cukup untuk biayai investasi Rp 100 triliun setiap tahun. Padahal labanya hanya Rp 5 triliun," ujar Zulkifli.
Di masa lalu, kata Zulkifli, investasi yang harus dikeluarkan PLN setiap tahun adalah sebesar Rp 120 triliun. Angka itu kemudian diturunkan menjadi Rp 100 triliun per tahun. Pada tahun ini, alokasi investasi tersebut kembali diturunkan menjadi Rp 78 triliun.
Dengan meminta PMN sebesar Rp 5 triliun pun, kebutuhan investasi itu masih belum tercukupi. Sehingga, PLN harus merogoh kas sendiri, yang juga tidak cukup mendanai kebutuhan tersebut. Akhirnya, perseroan pun meminjam ke bank.
"Jadi, kalau dilihat kenapa PLN punya pinjaman bank hampir Rp 500 triliun, karena cashflow PLN tidak cukup untuk biayai investasi Rp 100 triliun setiap tahun. Padahal labanya hanya Rp 5 triliun," ujarnya.
Karena itu, ia meminta DPR untuk menyetujui suntikan PMN kepada PLN. "Secara umum saya sampaikan, kami berkomitmen menjaga PMN betul-betul dilaksanakan sesuai rencana. Tapi kami mohon dibantu. Karena tahun 2022 kami minta Rp 10 triliun, dikasih hanya Rp 5 triliun."
Baca: Lo Kheng Hong Cerita Mulai Investasi Saham saat Umur 30: Sangat Telat Sekali