Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah berencana menambahkan pembiayaan investasi pada semester II tahun ini sebesar Rp32,9 triliun yang berasal dari pemanfaatan cadangan PEN dan Rp16,9 triliun dari pemanfaatan SAL.
Pemanfaatan cadangan PEN Rp32,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp9 triliun untuk melanjutkan penyelesaian empat ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Binjai-Langsa, Pekanbaru-Dunai, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Kemudian diberikan kepada Indonesia Investment Authority (INA) Rp15 triliun untuk optimalisasi nilai investasi dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan FDI, serta estafet financing berbagai proyek infrastruktur.
Selanjutnya kepada PT Waskita Rp7,9 triliun untuk penyelesaian pembangunan tujuh ruas Jalan Tol Trans Jawa dan Sumatera, divestasi ruas tol potensial untuk mengurangi beban utang dan delapan stream aktivitas penyelamatan. Terakhir diberikan kepada Badan Bank Tanah Rp1 triliun untuk kebutuhan modal awal.
Sementara pemanfaatan SAL Rp16,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp10 triliun untuk penyelesaian sembilan ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Pekanbaru- Dumai, Binjai-Langsa, Indralaya-Muara Enim, Kisaran-Indrapura, Kuala-Tanjung Parapat, Lubuk Linggau-Bengkulu, Sigli-Banda Aceh dan Pangkalan-Pekanbaru.
“Dengan PMN Rp19 triliun terbangun 107 kilometer dengan tambahan serapan tenaga kerja 181.077 orang,” ujarnya.
Kemudian juga diberikan kepada PT KAI Rp6,9 triliun mendukung penyelesaian pembangunan infrastruktur perkeretaapian.
Sebagai informasi, realisasi pembiayaan investasi pada semester I-2021 sebesar Rp25,6 triliun sedangkan untuk semester II diperkirakan Rp179 triliun sehingga secara keseluruhan tahun diproyeksikan mencapai Rp204,6 triliun.
BACA: Meski Perpajakan Alami Pemulihan, Sri Mulyani: Ekonomi Belum Sembuh Sama Sekali