TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja membagikan sejumlah tips bagi masyarakat yang akan memilih menginvestasikan uangnya dalam bentuk reksa dana saham. Instrumen investasi ini diperkirakan tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara di Asia lainnya, seperti India (1,6 persen), Korea Selatan (5,69 persen) dan Jepang (-1,6 persen)," ujar Freddy seperti dikutip dari keterangannya, Ahad, 15 Agustus 2021.
Pemulihan ekonomi akan berlanjut setelah vaksinasi dipercepat. Dengan begitu, reksa dana saham dapat menjadi pilihan investasi pada masa pemulihan ekonomi, khususnya untuk investor jangka panjang atau berprofil agresif.
Berikut ini sejumlah tips dalam berinvestasi reksa dana saham.
1. Ketahui tujuan investasi
Sebelum memilih reksa dana, investor diminta untuk memastikan kapan dana investasi tersebut akan dimanfaatkan. Investasi di reksa dana saham menawarkan peluang pertumbuhan yang tinggi, tapi juga memiliki tingkat volatilitas atau risiko naik-turunnya harga yang sangat tinggi.
"Jadi, silakan manfaatkan reksa dana saham untuk memenuhi tujuan keuangan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang atau lebih; misalnya untuk persiapan pensiun," kata dia.
Untuk investor dengan profil risiko moderat atau memiliki horizon investasi jangka menengah, porsi reksa dana saham yang sedikit tetap bisa dimanfaatkan sebagai booster untuk menggenjot kinerja portofolio investasi secara keseluruhan.
Dia mencontohkan bila 10 persen dari komposisi portofolio ditempatkan di reksa dana saham, maka sisanya bisa ditempatkan di investasi lainnya yang risikonya lebih rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang.