Arab Saudi sudah mulai mematok target jumlah jemaah, yakni sebanyak 60 ribu per hari atau sekitar 2 juta dalam satu bulan. Artinya, dalam satu tahun per kalender 1443 hijriah, Arab Saudi menargetkan 22 juta jemaah.
Target tersebut lebih besar dibandingkan dengan masalah sebelum pandemi pada 2019. Pencapaian terakhir Arab Saudi pada tahun tersebut hanya 19 juta, baik jemaah domestik maupun luar negeri.
"Ini harapan besar bagi Indonesia, terutama penyelenggara perjalanan haji dan umroh. Tinggal, bagaimana Indonesia menyelesaikan urusan suspend jemaah Tanah Air. Kami mendesak pemerintah untuk serius dalam melakukan lobi-lobi," katanya.
Menurut dia, perjalanan haji dan umrah merupakan hak bagi masyarakat Indonesia untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan. Bahkan, dibutuhkan campur tangan langsung dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam proses lobi dengan Kerajaan Arab Saudi.
Peluang Indonesia mendapatkan slot umrah masih terbuka. Arab Saudi masih melakukan kajian terkait dengan penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm. Hasil kajian tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan informasi mengenai progres tersebut diterima setelah pertemuan dengan Deputi Urusan Umrah Kementerian Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi Dr. Abdulaziz Wazzan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Jeddah.