Proses audiensi rencana IPO Bukalapak itu memang diwarnai memanasnya persaingan startup papan atas. PT Tokopedia, pesaing berat yang sejauh ini terus mengungguli Bukalapak dari berbagai indikator kinerja e-commerce, resmi "kawin" dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pengelola superapp Gojek yang telah berstatus decacorn—startup dengan estimasi valuasi di atas US$ 10 miliar. Gojek dan Tokopedia melebur, membangun holding baru bernama GoTo.
Ketika mengumumkan peresmian merger itu, CEO GoTo Andre Soelistyo kembali menegaskan niat lama Gojek dan Tokopedia untuk go public, setidaknya sebelum akhir 2021. “GoTo sebagai holding yang akan IPO,” ucap Andre dalam pertemuan dengan pemimpin media massa di Jakarta, 18 Mei lalu.
Ketatnya kompetisi itu memaksa Bukalapak melangkah lebih awal. Ketika GoTo tengah riweuh merapikan perusahaan seusai merger dan mempelajari regulasi IPO bagi perusahaan rintisan, manajemen Bukalapak menggeber roadshow untuk menjajaki minat calon investor. “Selama roadshow ternyata peminatnya banyak,” tutur Bambang Brodjonegoro.
Bambang memastikan keputusan IPO ini juga dibekali dengan analisis mendalam oleh penjamin emisi efek (underwriter). “Para underwriter menyampaikan bahwa sekarang adalah momentum yang baik,” ujarnya.
Dalam IPO ini, Bukalapak menggandeng dua penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas, masing-masing dengan porsi penjaminan 30,2 persen dan 16,6 persen dari seluruh saham baru. Sedangkan penjamin emisi efek semula hanya dua, yakni PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT UBS Sekuritas Indonesia. UBS mendapat porsi paling besar, yakni 52,9 persen dari total emisi efek. Sedangkan Mirae hanya beroleh 0,05 persen.Belakangan, belasan perusahaan sekuritas lain bergabung sebagai sindikasi penjamin emisi efek.
Bambang membenarkan ada nama-nama besar dalam deretan investor asing yang siap menyerap saham Bukalapak. Tapi ia menolak menyebut nama investor kakap yang dimaksud. “Nama-nama besar yang biasa terlibat dalam IPO di Bursa Efek Indonesia,” ucapnya. Investor besar yang ditemui di masa roadshow dan book building, menurut dia, diharapkan bisa menjadi penanam modal jangkar atau anchor investor Bukalapak. Baca berita selengkapnya di Majalah Tempo "Teka Teki Cara Bukalapak Berlari" edisi 31 Juli 2021."