Keempat, masyarakat diminta menghindarkan diri untuk menyentuh area wajah, seperti mata, hidung dan mulut selama berada dalam pasar, dan jika diperlukan menggunakan pelindung muka.
Kelima, adalah menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain dan segera pulang setelah mendapatkan apa yang dicari di pasar.
"Panduan pasar sehat dan pasar yang beradaptasi dengan kebiasaan baru sudah dibuat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan sejak tahun lalu," kata Reisa.
Sementara untuk bertransaksi dengan pedagang kaki lima, toko kelontong, pangkas rambut, pencucian pakaian atau usaha kecil lain yang sejenis, Reisa menyarankan untuk memilih lokasi yang terbuka dan mempersingkat kunjungan. Selain itu, tidak boleh melepas masker dan mencuci tangan sesering mungkin.
Berikutnya, untuk menurunkan risiko tertular Covid-19 saat bertransaksi, Reisa mengatakan Bank Indonesia telah menjelaskan beberapa langkah untuk mensterilkan dan menyortir uang fisik setelah transaksi dilakukan.
"Pastikan sering-sering cuci tangan sebelum dan setelah memegang uang, lalu tempatkan uang di dompet atau wadah tertutup yang bersih dan higienis," katanya.
Selain itu, Reisa mengajak masyarakat mengutamakan transaksi non-tunai dengan uang elektronik, internet banking maupu QRIS.
"Sudah banyak kok pedagang pasar dan warung-warung yang menerima transaksi non-tunai. Yang paling penting adalah bahwa cara menghentikan pandemi ini ada di tangan kita. Keputusan kitalah yang akan mengakhiri penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19," ujar Reisa Broto Asmoro.
ANTARA