TEMPO.CO, Jakarta - Bukalapak resmi mengumumkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Perusahaan menawarkan sebanyak 25,7 miliar saham dan ditawarkan ke masyarakat dengan rentang harga Rp 750 sampai Rp 850 setiap saham.
"Perusahaan All-Commerce ini akan menjadi unicorn Indonesia yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)," demikian keterangan tertulis perusahaan pada Jumat, 9 Juli 2021.
Saham yang ditawarkan ini mewakili 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran. Lewat API ini, perusahaan berpotensi meraup dana sebesar Rp 21,9 triliun.
Jadwal dari penawaran ini yaitu sebagai berikut:
1. Masa penawaran awal: 9 - 19 Juli 2021
2. Tanggal efektif: 26 Juli 2021
3. Masa penawaran umum perdana saham: 28 Juli - 30 Juli 2021
4. Tanggal penjatahan: 3 Agustus 2021
5. Tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Agustus 2021
6. Tanggal pengembalian uang pesanan: 5 Agustus 2021
7. Tanggal pencatatan pada BEI: 6 Agustus 2021
Dalam IPO ini, penjamin pelaksana emisi efeknya yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas. Lalu, penjamin emisi efek yaitu PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Selain untuk investor lokal, IPO ini juga akan ditawarkan kepada investor internasional. Sehingga Bukalapak mempercayakan UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. bertindak sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners untuk memasarkan IPO kepada investor internasional.
Maka untuk bisa mengantongi saham Bukalapak di IPO ini, masyarakat bisa mempelajari langkah-langkah cara pembelian saham. Informasi tersebut dapat diakses melalui situs ini:
https://www.youtube.com/watch?v=aONT1d3-rfA&t=4s
Selan itu, masyarakat juga bisa mempelajari dokumen resmi prospektur Bukalapak. Di dalamnya, tersedia lengkap soal kinerja keuangan dan rencana Bukalapak pasca IPO ini. Dokumen tersebut dapat diunduh di link berikut:
https://about.bukalapak.com/id/investor-relations/
BACA: Bukalapak Segera IPO: Lepas 25 Persen Saham, Incar Dana Rp 21,9 Triliun
FAJAR PEBRIANTO