Program vaksin juga hanya diberikan ke masyarakat yang secara langsung berkontribusi terhadap perekonomian. Para ahli wabah atau dokter kemudian menyarankan agar para lansia yang sangat rentan terinfeksi masuk target prioritas.
Sementara dari faktor luar negeri, rupiah terdampak oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Ia mengatakan suku bunga tidak akan naik terlalu cepat hanya berdasarkan ketakutan akan inflasi yang akan datang.
Powell bersaksi di depan Subkomite Pemilihan DPR pada hari Selasa dan menyatakan bank sentral juga bertugas untuk memulihkan pasar kerja yang luas dan inklusif. The Fed juga disebutkan tidak akan menaikkan suku bunga sebelum pemulihan ini, dengan benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun beringsut lebih rendah sebagai tanggapan.
Pejabat The Fed telah menyatakan pandangan yang berbeda tentang kapan mungkin tepat untuk memperketat kebijakan moneter karena inflasi meningkat. Bank sentral AS mungkin berada dalam posisi untuk mulai mengurangi dukungan luar biasa terhadap ekonomi AS pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Pejabat The Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter dan setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh, kata Presiden Bank Fed New York John Williams.
Lebih jauh Ibrahim memprediksi kurs rupiah masih akan kembali melemah pada perdagangan Kamis esok hari, 24 Juni 2021. Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup pada rentang Rp 14.410 - Rp 14.470 per dolar AS.
BISNIS
Baca: Klaim Bilyet Deposito 20,1 M Palsu Dipertanyakan, Begini Respons BNI