TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG rontok di sesi pertama perdagangan hari ini. IHSG jatuh di bawah level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 9 Juni lalu, menutup sesi pertama di level 5.958 atau -1,8 persen lebih rendah dari angka penutupan kemarin yang sebesar 6.068.
"Tim riset Samuel Sekuritas menyebut dalam laporan hariannya bahwa IHSG diperkirakan akan kembali melemah hari ini, seiring minimnya sentimen positif dari dalam maupun luar negeri serta kekhawatiran akan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia," kata Analis Samuel Sekuritas M Alfatih dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Juni 2021.
Selain itu, kenaikan jumlah klaim pengangguran awal Amerika Serikat diperkirakan akan membuat investor global memilih menghindari risiko.
Hal lain yang diperkirakan menekan IHSG di perdagangan hari ini adalah isu lockdown yang makin keras bergaung seiring dengan makin parahnya ledakan kasus COVID-19 di Indonesia.
Sebanyak 70 saham menguat, 471 melemah, dan 106 stagnan pada sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,6 triliun.
Investor asing mencatatkan jual bersih hingga Rp 99,6 miliar di pasar reguler pada sesi pertama hari ini. Sementara itu, di pasar negosiasi juga tercatat jual bersih asing sebesar Rp 6,7 miliar.
Saham emiten telekomunikasi pelat merah Telkom Indonesia (TLKM) menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing di pasar reguler pada perdagangan sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing mencapai Rp 45,3 miliar, disusul BBRI (Rp 41,9 miliar) dan BBCA (Rp 28,1 miliar).
Sementara itu, saham emiten tambang Merdeka Copper Gold (MDKA) kembali menjadi saham yang paling banyak dijual investor asing pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net sell asing mencapai Rp 60,4 miliar, disusul ARTO (Rp 35,4 miliar), dan PGAS (Rp 33,9 miliar).
Seluruh indeks sektoral kompak rontok di sesi pertama perdagangan hari ini, dengan pelemahan terdalam dicatat oleh indeks sektor industri dasar (IDXBASIC) (-2,8 persen), disusul oleh indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) (-2,5 persen), dan indeks sektor energi (IDXENERGY) (-2,4 persen).
Saham maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia (GIAA) hari ini disuspensi oleh bursa. Suspensi tersebut diduga terkait dengan permintaan GIAA untuk menunda pembayaran kupon global sukuknya senilai Rp 17 triliun, akibat dampak COVID-19 pada kinerja perseroan. Sebagai informasi, harga saham GIAA sebelum suspensi ini tercatat pada level Rp 222 per saham.
Saham-saham bank BUMN juga kompak melemah di sesi pertama perdagangan hari ini. Setelah beberapa hari terakhir saham BBRI anjlok pasca pengumuman rencana rights issue, hari ini saham dua emiten bank pelat merah lain yang juga merencanakan rights issue, BBNI dan BBTN, kompak amblas masing-masing -5,9 persen dan -5,8-persen.
Saham yang mengisi lima besar top gainer atau menguat paling tinggi di sesi pertama, yaitu LMAS (+34,7 persen ke Rp 97 per saham), PORT (+25 persen ke Rp 1.000 per saham), ATIC (+24,8 persen ke Rp 1.810 per saham), BINA (+24,7 persen ke Rp 3.080 per saham), TRUE (+24,4 persen ke Rp 590 per saham).
Sedangkan lima besar top loser saham yang melemah paling dalam di sesi pertama, yaitu PPGL (-8,5 persen ke Rp 75 per saham), MPOW (-7 persen ke Rp 93 per saham), AGRS (-6,9 persen ke Rp 346 per saham), SMKL (-6,9 persen ke Rp 266 per saham), dan ABMM (-6,9 persen ke Rp 800 per saham).
HENDARTYO HANGGI
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.