"Saya tugaskan Direktur Investasi untuk pantengin, misalnya yang [saham] 50 kalau ada naik sedikit jual. Lumayan kan [kalau dengan strategi itu] untung Rp15 miliar," ujar Wahyu. Berdasarkan data Asabri, separuh dari portofolio sahamnya telah disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, portofolio lainnya masih mencatatkan nilai yang lebih rendah dari harga perolehan. Setidaknya terdapat dua saham yang nilainya sempat melebihi harga perolehan Asabri, yakni PT Indofarma Tbk. (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF). Asabri mencatatkan rata-rata harga perolehan 3.031 di saham INAF, emiten tersebut mencatatkan harga yang lebih tinggi dalam kurun Desember 2020–Januari 2021, dengan catatan harga tertinggi pada 15 Januari 2021 senilai 5.650.
Lalu, rata-rata harga perolehan Asabri di KAEF adalah 3.660. Emiten itu pun mencatatkan harga yang lebih tinggi dalam kurun Desember 2020–Januari 2021, seperti halnya INAF yang terdorong sentimen vaksinasi Covid-19. Dalam rentang waktu itu, KAEF mencatatkanharga tertinggi pada 15 Januari 2021 senilai 5.650.
BACA:Kasus PT Asabri Bikin Negara Rugi Rp 22,78 T, Simak Penjelasan BPK