Lebih jauh, menurut dia, perbankan tidak langsung akan melepas cadangan tersebut menjadi laba. "Bagaimana pun pencadangan ini adalah tabungan bagi bank."
David mengatakan strategi pencadangan saat ini juga dipengaruhi oleh implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71. Perbankan juga disebut harus mampu memprediksi kinerja ekonomi lebih dalam perhitungan pencadangan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sebelumnya pernah membeberkan panjang lebar soal pandemi dan dampaknya terhadap perseroan di tahun 2020. Kala itu, kata dia, situasi perekonomian dan perkreditan mengalami stagnasi lantaran pandemi Covid-19.
"Contoh konkretnya Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Kamis, 15 April 2021.
Biasanya, sebelum pandemi, perseroan bisa mendapat nasabah baru dan permintaan kredit baru sekitar Rp 2,5 triliun per bulan. Namun, pada masa pandemi, KKB anjlok menjadi Rp 90 miliar per bulan, meskipun bisa baik menjadi Rp 200-400 miliar.
Adapun penyaluran KPR hanya Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. "Turun kurang dari separuhnya," kata Jahja.
Sejak saat itu, kata Jahja, perseroan meminta jajarannya di KKB untuk membuat pergelaran virtual. Ia mengklaim jajarannya itu berhasil membuat event virtual dengan para dealer mobil. Dari kegiatan itu, BCA meliat ada kenaikan kredit menjadi sekitar Rp 1,2-1,4 triliun per bulan setelah adanya kegiatan ini.
BISNIS | CAESAR AKBAR
Baca: Bos BCA: Begitu Virtual Expo, Sebulan Pengajuan Kredit Mobil Capai Rp 5 T