Yang juga penting, menurut Safir, adalah masyarakat sebaiknya menggunakan uang dingin atau idle money untuk berinvestasi pada aset kripto. Uang dingin adalah uang yang tidak dimaksudkan untuk keperluan tertentu atau mendesak.
Safir Senduk menjelaskan, penggunaan uang dingin untuk membeli aset kripto dapat mengurangi kekhawatiran investor apabila harga aset kripto menurun.
Selanjutnya, ia merekomendasikan para investor untuk masuk ke aset kripto saat harganya sedang murah. Bila investor telah mempelajari aset-aset kripto secara komprehensif, maka entry level yang tepat untuk sebuah aset kripto sudah bisa diketahui secara mandiri.
Selain itu, menurut Safir, sebaiknya pembelian aset kripto dilakukan sedikit-sedikit. "Kalau harganya turun, usahakan terus membeli. Hal ini agar kita mendapat rerata harga yang rendah saat masuk,” ucapnya.
Hal penting lainnya adalah masyarakat agar tidak hanya mengikuti tren terkini saja atau Fear of Missing Out (FOMO). Menurut Safir, masih banyak masyarakat Indonesia yang masuk ke aset kripto hanya karena harganya sedang tinggi atau sekadar ikut-ikutan.
Kedua hal ini yang kemudian berimbas pada tingginya kerugian yang ditanggung oleh para investor. Oleh karena itu, Safir menekankan kepada masyarakat untuk mempelajari aset-aset kripto terlebih dahulu sebelum berinvestasi. “Jangan hanya ikut-ikutan saja, masyarakat juga harus cerdas dalam memilih aset untuk diversifikasi agar mendapat return yang optimal."
BISNIS
Baca juga: Safir Senduk soal Investasi Kripto: Pelajari, Pakai Uang Dingin dan Jangan FOMO