Di sisi lain, peningkatan impor barang modal sebesar 11,55 persen (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 33,24 persen (yoy) di April 2021 pun ikut berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan peningkatan indikator ekonomi dari sisi inflasi dan aktivitas manufaktur juga memberi sinyalemen positif di pasar modal pada awal Juni.
Per 2 Juni 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 1,41 persen (dtd) ke level 6.031,58. Sentimen positif ini juga membuat nilai tukar rupiah tetap bertahan di level Rp14.280/ dolar AS.
Kemudian, stimulus sektor otomotif yang diberikan sejak Maret 2021 juga berhasil mendongkrak penjualan mobil sebesar 227,5 persen (yoy) di April 2021. Sejalan dengan itu, penjualan motor turut mengalami peningkatan sebesar 282 persen (yoy) di bulan yang sama.
Selain itu, sinyal penguatan daya beli masyarakat juga tercermin dari pertumbuhan signifikan pada peredaran uang kartal serta uang beredar M1 dan M2.
Menjelang lebaran, uang kartal meningkat pesat sebesar 15,32 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 11,3 persen. Sementara, uang beredar M1 meningkat 17,4 persen (yoy) pada April 2021 jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 8,4 persen, dan M2 meningkat 11,5 persen (yoy) pada April 2021 daripada periode sama tahun lalu sebesar 8,6 persen.
“Berbagai perkembangan positif ini akan mendukung perekonomian untuk tumbuh di atas 7 persen (yoy) pada Triwulan II-2021. Proyeksi ini juga telah mempertimbangkan faktor basis yang rendah pada Triwulan II-2020 lalu (low base effect), juga faktor membaiknya berbagai indikator ekonomi,” tutur Airlangga.
BACA: Airlangga Klaim 10 Juta Orang Terdampak Pandemi Sudah Kembali Bekerja