Selain itu, pemain saham baru disarankan tidak menanamkan uang seluruhnya di pasar modal. Bekti menyebut perlu ada dana cadangan yang disiapkan untuk kebutuhan sehari-hari agar tidak mempengaruhi psikologisnya saat melakukan trading.
Untuk menentukan waktu jual-beli dan harganya, Bekti mengatakan pemain saham baru sebaiknya menggunakan analisis teknikal. Analisis ini bisa membandingkan pergerakan saham suatu emiten dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Analisis teknikal juga diikuti dengan penelaahan terhadap kondisi indeks harga saham gabungan atau IHSG dan keadaan suatu negara. Meski menghadapi risiko berat, Bekti mengatakan masa pandemi masih memberikan peluang bagi anak muda untuk terjun di dunia saham.
“Untuk potensi saham yang masih bagus adalah saham farmasi karena dalam waktu tiga bulan bisa naik tujuh kali lipat. Kalau toh setelah itu turun, itu karena correction. Dengan pemerintah mendatangkan mendatangkan vaksin, ini akan mendongkrak saham farmasi,” ujarnya.
Bekti adalah full time trader yang sempat memecahkan rekor transaksi terbanyak mencapai Rp 2,4 triliun dalam waktu satu bulan. Dari total transaksi itu, Bekti memperoleh untung senilai Rp 4,6 miliar.
Baca Juga: Ace Hardware Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Terkait Apa?