TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melemah tipis atau turun 0,05 persen dari level pembukaan 6.079 ke 6.075 pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini. Sebanyak 211 saham menguat, 241 saham melemah dan 192 saham stagnan pada sesi pertama hari ini.
"Dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,2 trilliun," seperti dikutip dari analisis dari Tim Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Jumat, 16 April 2021.
Dia mengatakan masih terlihat aksi beli dari investor asing, walaupun tidak sebesar dua hari terakhir. "Nilai net buy asing mencapai Rp 77 miliar di sesi pertama hari ini," ujarnya.
Saham emiten ritel ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menjadi saham yang paling diburu investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing mencapai Rp 34,8 miliar, diikuti ASII Rp 32,9 miliar dan BBNI Rp 22,1 miliar.
Sementara saham yang paling banyak dijual investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini adalah saham Bank BTN (BBTN), dengan nilai net sell asing sebesar Rp 28,0 miliar, disusul EMTK Rp 22,1 milliar dan BBRI Rp17,4 miliar.
Untuk top gainer, saham produsen sepatu Tomkins BIMA menempati peringkat pertama top gainer di sesi pertama ini, dengan kenaikan sebanyak 33,9 persen ke Rp 71 per saham, disusul oleh saham AYLS naik 28,3 persen ke Rp 86 per saham, INDX naik 25,8 persen ke 146 per saham, dan KONI naik 25 persen ke Rp 525 per saham.
Saham Telefast Indonesia (TFAS) yang sempat disuspensi bursa kemarin, menduduki posisi kelima top gainer sesi pertama dengan kenaikan 24,8 persen ke Rp 2.410 per saham.
Saham emiten furnitur premium LFLO menjadi saham yang turun paling dalam di sesi pertama hari ini, dengan penurunan sebesar turun 9,84 persen ke Rp 174 per saham, diikuti oleh BNBA turun 6,8 persen ke Rp 1.020 per saham). Posisi ketiga di lima besar top losers dalam IHSG diisi oleh ZYRX turun 6,8 persen ke Rp 685 per saham, TIFA turun 6,88 persen ke Rp 1.285 per saham, dan DIGI turun 6,8 persen ke Rp 466 per saham.
BACA: IHSG Menguat 0,3 Persen, Saham BRI dan Bank Mandiri Diborong Asing
HENDARTYO HANGGI