"Bagaimana bisa bersaing dengan Grab? Semua penumpang yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur akan melihat saya dulu sebelum (layanan) lainnya, sebelum taksi, sebelum Grab. Ketika Anda memesan penerbangan, Anda juga bisa memesan taksi," tutur Tony.
Ketika ditanya target peluncuran jasa ride-hailing tersebut, juru bicara AirAsia mengatakan kepada DealStreetAsia, "Pengumuman untuk layanan terbaru ini akan dilakukan pada waktunya."
Sebelumnya, Tony Fernandes mengatakan perusahaannya masih mencoba bangkit dari keterpurukan. Menurut dia, sebagian besar pesawatnya belum diterbangkan selama setahun lebih akibat pandemi Covid-19. "Kami sedang mencari dukungan finansial yang cukup," kata Tony seperti dikutip dari akun instagram @airasiatravels_id, Jumat, 2 April 2021.
Dikutip dari CNA, Selasa, 30 Maret 2021, kerugian AirAsia pada kuartal IV 2020 melebar menjadi RM 2,44 miliar (US$ 590,72) atau sekitar Rp 8,5 triliun dari RM 384,4 juta atau Rp 1,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan AirAsia juga tercatat merosot 92 persen menjadi RM 267,4 juta sejalan dengan menyusutnya kapasitas penumpang hingga 88 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan kapasitas tersebut sebagian besar terjadi di Malaysia, Filipina, dan Indonesia karena perbatasan internasional masih ditutup.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca juga: Bos AirAsia: Kami Sedang Mencari Dukungan Finansial yang Cukup