TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia menerima stok vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi asal Cina, yakni Sinovac, pada Kamis, 25 Maret 2021. Jumlah vaksin tersebut mencapai 16 juta dosis.
“Saya dapat informasi dari Bea Cukai, hari ini ada 16 juta dosis vaksin Sinovac datang dan ini akan diakselerasi di berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam acara temu stakeholders untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional, Kamis, 25 Maret 2021.
Baca Juga: Hong Kong Akan Investigasi Kemasan Vaksin Virus Corona Rusak
Vaksin dalam bentuk bahan baku rencananya tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Kamis siang. Vaksin tersebut akan diolah oleh PT Bio Farma (Persero) untuk segera disuntikkan kepada masyarakat.
Pada awal Maret lalu, Indonesia menerima 10 juta dosis vaksin dari Sinovac. Dengan tambahan 16 juta vaksin, itu berarti Indonesia sudah mendatangkan 52 juta dosis vaksin Sinovac. Vaksin itu merupakan program vaksin Covid-19 yang diberikan secara gratis kepada masyarakat.
Menurut Sri Mulyani, program vaksinasi ini akan memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk kembali melakukan kegiatan dan memicu pemulihan di seluruh sektor. “Kalau aktivitas sosial sudah mulai bergerak, seperti sekolah, tentu akan beri dampak pada aktivitas ekonomi di kotanya,” kata Sri Mulyani.
Meski demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menuturkan negara harus tetap waspada terhadap peningkatan kasus aktif Covid-19. Agar gelombang pandemi lanjutan tak muncul pasca-vaksinasi, ia mengimbau masyarakat terus menaati protokol kesehatan.
Di sisi lain, untuk menggerakkan sektor ekonomi di tengah upaya vaksinasi, Sri Mulyani menyebut pemerintah akan memberikan katalis terhadap instrumen fiskal, seperti penggelontoran insentif pajak. “Kami gunakan semua instrumen agar dunia usaha punya confidence dan mau melaksanakan aktivitas meski suasananya berbeda,” tutur Sri Mulyani.