Total penjualan ORI019 yang telah ditetapkan pada bulan Februari sebesar Rp 26 triilun, berasal dari 48.731 orang investor, di mana 37,5 persen di antaranya adalah generasi milenial. Sementara itu, sebanyak 35.626 orang investor telah berkontribusi dalam penerbitan SR014 di bulan Maret dengan total nominal sebesar Rp 16,70 triliun, dan pembeliannya juga masih didominasi oleh generasi milenial, yaitu sebanyak 36,40 persen dari total investor. Di samping itu, beberapa pembiayaan investasi direncanakan terealisasi di bulan Maret.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan jumlah utang sudah mencapai Rp 6.361 triliun hingga akhir Februari 2021.
"Dan itu sesuai dengan bagaimana yang kita rumuskan dalam APBN bersama-sama antara pemerintah dan DPR bagaimana merancang dan selanjutnya mengelola APBN ini," kata Luky. Dia menekankan bahwa Kemenkeu mengengelola APBN secara keseluruhan.
Adapun Sri Mulyani juga mengatakan keberlanjutan dukungan APBN sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi terus diupayakan, utamanya melalui alokasi belanja negara yang efektif serta pemberian insentif fiskal yang terarah dan terukur.
“APBN selama ini masih menjadi instrumen yang luar biasa penting dan bekerja luar biasa keras, untuk melindungi rakyat, untuk menangani dan menanggulangi Covid-19, dan memulihkan ekonomi. Ini adalah tiga tujuan yang luar biasa penting dan membuat APBN kita melakukan tugas negara yang sangat penting,” kata Sri Mulyani.