Seorjanto mengungkapkan, isu sumber daya manusia masih menjadi faktor utama penyebab kecelakaan bus yang memakan korban jiwa. Selain karena kurangnya istirahat, minimnya training juga menjadi masalah utama.
“Jadi untuk pengemudi bus ini hanya ada dua jalan keluar saat kecelakaan. Mereka menyampaikan kalau bukan meninggal, ya masuk penjara. Saya hampir menangis mendengar ini,” ujar dia.
Soerjanto menilai kondisi pengemudi bus sangat kontras dengan pengemudi angkutan lain, seperti angkutan udara dan perkeretaapian. Operator pesawat dan kereta api telah mengatur jadwal bekerja dan libur bagi pilot dan masinisnya secara ketat.
Sewaktu bekerja, pilot dan masinis pun memperoleh tempat istirahat yang nyaman, yang disediakan oleh perusahaan. “Sekarang mess masinis sudah seperti hotel bintang satu. Dulu banyak kecelakaan kereta karena kualitas istirahat masinisnya enggak baik,” tutur Soerjanto.
Oleh karena itu, Ketua KNKT ini lantas meminta para operator bus, pemerintah daerah, dan tempat-tempat wisata bekerja sama menyediakan lokasi istirahat layak bagi pengemudi angkutan darat. Dengan demikian, kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor manusia bisa ditekan.
Baca: KNKT Jelaskan Alasan Penumpang Harus Turun dari Kendaraan saat di Kapal