Jadi saya gak mau lalu ada stigma bahwa pariwisata itu berkerumun, enggak. Pariwisata jaman sekarang ini adalah personalize, localize, customize, dan smaller inside. Jadi gak perlu lagi ada stigma pariwisata itu berkerumun, berbus-bus, sekarang ke depan pariwisata sudah ikuti adaptasi kebiasaan normal baru.
2. Vaksinasi tadi targetnya 2 juta, apakah Kementerian juga mendorong vaksin gotong royong?
Ini gak bisa hanya dikerjakan pemerintah, jadi kita harus berkolaborasi. Kami sangat menyambut vaksin mandiri, vaksin gotong royong. Para pelaku usaha ada yang bisa disebut sebagai pandemic winner, usaha-usaha seperti kesehatan, teknologi, ini kan sekarang lagi booming banget. Mereka sekarang mengulurkan tangan untuk membantu vaksin
mandiri.
Tentunya vaksin tersebut harus gratis, tidak dibebankan kepada karyawan atau masyarakat yang menerimanya, tapi ditanggung oleh perusahaan. Ini tentunya sudah ada peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, dan saya yakin dunia usaha akan
membantu mempercepat distribusi dari vaksin ini.
Sehingga target tahun ini, kita 12 bulan ini mencapai 70 persen (dari target vaksinasi 181,5 juta penduduk) bisa tercapai.
3. Pemerintah sudah memfinalkan rencana untuk pembukaan pariwisata untuk turis asing, alasannya?
Pertama-tama, diskusi mengenai Travel Corridor Arrangement ini sudah diupayakan sejak tahun 2020 yang lalu. Jadi ini sudah dalam tahapan-tahapan yang cukup matang. Karena sudah melewati beberapa fase, waktu peningkatan kasus, terus muncul varian baru. Tadinya mau dicoba bulan Maret, tapi karena ada varian baru, jadi tertunda.
Nah, kami tidak ingin mengambil keputusan yang terburu-buru, kami tidak ingin keputusan ini hanya satu sektor yang mendorong, tapi ini harus bekerja sama. Kolaborasi lintas sektor optimal. Saya yakin kolaborasi ini akan menghadirkan satu rasa confidence, aman dan nyaman, dan kebetulan rapat koordinasi lanjutan akan dilaksanakan di Bali.