Lantaran alokasi impor 1 juta ton beras tersebut tidak mengemuka dalam rakortas, Budi mengatakan Bulog akan tetap mengutamakan penyerapan produksi di dalam negeri untuk mengamankan CBP.
Sebelumnya, rencana impor 1 juta ton beras diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia mengatakan langkah itu diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di Tanah Air. Impor tersebut adalah bagian dari rencana penyediaan beras sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.
"Pemerintah melihat komoditas pangan itu penting, sehingga salah satu yang penting penyediaan beras dengan stok 1-1,5 juta ton, pengadaan daging dan gula, baik untuk konsumsi industri, terlebih ini mau lebaran ini menjadi catatan agar ketersedian dan harga betul-betul tersedia untuk masyarakat," ujar Airlangga dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Kamis, 4 Maret 2021.
Berdasarkan bahan paparan yang ditampilkan Airlangga, penyediaan beras itu diperlukan setelah adanya Bantuan Sosial Beras PPKM, antisipasi banjir, dan pandemi Covid-19. Adapun upaya penyediaannya antara lain melalui impor 500 ribu ton beras untuk cadangan beras pemerintah dan 500 ribu ton sesuai kebutuhan Bulog.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan rencana impor beras itu bertujuan menjaga stok dan menstabilkan harga beras. "Ini (impor) bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," kata Mendag dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.