TEMPO.CO, Jakarta - Produsen baja dan nikel asal Cina Tsingshan menargetkan bisa membangun fasilitas energi bersih berkapasitas 2000 MW di Indonesia dalam 3 hingga 5 tahun ke depan atau hingga tahun 2026. Pembangkit listrik tenaga surya dan angin serta fasilitas pendukung akan dibangun di kawasan industri Tsingshan dan Teluk Weda di Indonesia.
Nantinya, pabrik itu akan menyuplai listrik untuk produksi perusahaan bahan mentah yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik serta memastikan operasinya mengeluarkan nol emisi karbon dioksida. Tsingshan juga akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga air 5.000 MW di Indonesia untuk lebih memastikan pasokan energi bersih.
Pada awal bulan ini, perusahaan mengumumkan akan memasok nikel matte, bahan baku utama untuk memproduksi nikel sulfat, ke pabrik peleburan kobalt domestik Huayou Cobalt dan produsen bahan energi baru CNGR.
PT Freeport Indonesia dan Tsingshan Steel sebelumnya dikabarkan akan membangun smelter tembaga berkapasitas 2,4 juta ton di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku.