TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir kembali mengutarakan rencananya memangkas jumlah perusahaan pelat merah dari tadinya 142 perusahaan menjadi hanya 41 perusahaan. Hal itu diperlukan untuk mentransformasi BUMN menjadi lebih akuntabel, profesional dan transparan.
"Kementerian BUMN sedang merampingkan portofolionya saat ini. Kami telah berhasil mengurangi jumlah perusahaan dari 142 menjadi 41 perusahaan. Kami sedang melakukan pengurangan jumlah klaster dari 27 menjadi 12 klaster saat ini," katanya dalam MNC Group Investor Forum 2021 di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021.
Erick menjelaskan BUMN telah berperan penting dalam membentuk pembangunan ekonomi Indonesia. Dalam perjalanannya, dengan total aset sekitar Rp 650 miliar, BUMN berkontribusi besar bagi perekonomian negara.
Kementerian BUMN, kata Erick, memiliki dua misi penting yakni menggerakkan ekonomi dan memberi nilai sosial bagi Indonesia. "Maka ini jadi komitmen saya untuk mentransformasi BUMN Indonesia menjadi lebih akuntabel, profesional dan transparan," katanya.
Peta jalan BUMN pun telah didasarkan pada lima pilar strategis, yaitu nilai ekonomi dan sosial bagi Indonesia, inovasi bisnis model, kepemimpinan berbasis teknologi, percepatan investasi dan pengembangan bakat.
Erick juga menekankan pentingnya kolaborasi perusahaan pelat merah dengan sektor swasta. Sinergi dengan swasta di antaranya juga akan dilakukan dalam sejumlah inisiatif strategis.
Beberapa inisiatif strategis itu mulai dari membangun industri baterai kendaraan listrik, menggarap kawasan ekonomi khusus kesehatan di Sanur hingga membenahi kawasan industri Batang.
Selain itu juga inisiatif mendanai proyek infrastruktur strategis melalui Lembaga Pengelola Investasi Indonesia. "Semua transformasi dan upaya ini melibatkan pendekatan baru dan kemitraan yang kuat antara BUMN dan swasta," kata Erick Thohir.
ANTARA
Baca: Erick Thohir Angkat Ketua Umum PBNU Said Aqil Jadi Komisaris Utama PT KAI